Postingan

Kecamatan Lakarsantri tempat lahirnya Sawunggaling

Gambar
Gambar Tampak Depan areal makam Sawunggaling (dok. nongklekaza) Menuliskan apa yang sudah kita lakukan dimasa lampau sebenarnya suli-sulit mudah.Termasuk merajut ulang dari berbagai data, pengalaman mBlancang Surabaya di tahun 2017 lalu. Sambil mengayuh sepeda angin berkeliling ke 31 titik sejumlah kecamatan yang dimiliki kota besar macam Surabaya. Kemudian di masing-masing titik tadi kita harus menyampaikan materi perkenalan tentang organisasi sosial kemasyarakatan yang belum populer di telinga masyarakat. Sabar menjelaskan apa itu kelompok informasi masyarakat atau yang sering disebut KIM. Dan secara keseluruhan acara bersepeda angin yang kami beri tajuk mBlancang (blakraan / pergi dari satu titik ke titik lain) diberi tenggat waktu 24 jam harus sudah kelar. Melelahkan secara fisik, butuh konsentrasi tinggi waktu berorasi dan banyaknya kendala dilapangan membuat mental harus terjaga tidak rapuh. Pada edisi kunjungan ke titik kesembilan, langkah roda sepeda gunung yang saya tum

Folk of Surabaya = Kecamatan Sambikerep

Gambar
Cantik - Ladang Rosella salah satu aset Sambikerep (dok KIM Sambikerep) Mendengar dan membaca folk, pikiran kita terarah kepada salah satu genre musik. Pernah mendengarkan lagu yang bertajuk AKAD. Yang reffrainnya terucap seperti ini : "Bila nanti waktunya telah tiba, kuingin kau menjadi istriku.. Berjalan bersama dibawah terik dan hujan, berlarian kesana kemari dan tertawa......" Jadi teringat masa" 15 tahun lampau waktu awal merayu bundanya Aisyah. Hihihi, maaf... Lanjut ya, Payung Teduh nama grup musik ber-genre folk yang memopulerkan  lagu "akad" seperti menyeruak diantara serbuan musik elektrik dan digital. Lalu apa hubungannya dengan kecamatan Sambikerep. Folk secara harafiah saya artikan sebagai tradisi (sama dengan tradisional) atau kerakyatan. Bisa juga dimaknai dengan sesuatu yang khas/konten lokal/etnis. Banyak konten lokal Sambikerep yang hanya ada di Sambikerep tidak di tempat lain. Misalnya olahraga "OKOL", okol disini bukan berar

Energi terbarukan dari TPA Benowo (yg bukan di) Kecamatan Benowo

Gambar
PLTS (sumber listrik dari sampah) TPA Benowo (dok. KIM Pakal) Akhirnya sampai juga kami di titik ketujuh kunjungan dalam rangkain mblancang Surabaya tahun 2017. Di titik ketujuh ini pula, menjadi awal kami tidak mendapatkan tempat dan massa untuk diberikan sosialisasi. Artinya kalau di enam kecamatan sebelumnya ada massa yang bisa kami kumpulkan. Berbeda dengan tempat lain di kecamatan Benowo pegiat kelompok informasi masyarakatnya masih pasif. Alhasil kunjungan kami hanya dilakukan dengan menemui salah seorang warga Benowo, sedikit memberikan informasi tentang apa  KIM itu. Bentuknya dengan memberikan buku tentang kelompok informasi masyarakat kota Surabaya serta gerakan dan fungsi strategisnya bagi warga kota Surabaya.  Setelahnya adzan magrib mulai dibunyikan, pertanda sholat harus dilaksanakan. Saat masuk ke wilayah kecamatan Pakal, saya sempat cuci muka wudhu dan meluruskan kaki yang mulai kaku dilanjut sholat ashar. Oh ya.. warga Benowo yang mendapatkan kehormata

Kecamatan Pakal dengan KIM Ujung Kulon-nya

Gambar
Bersama tokoh KIM Ujung Kulon (dok. KS) Perjalanan dari kantor kecamatan  Tandes menuju kantor kecamatan Pakal yang beralamat di jalan Raya Babat Jerawat no. 1A Surabaya. Adalah sebuah perjuangan yang butuh kesabaran ekstra siang itu. Sejak lepas kantor Camat Tandes, kemacetan sudah menanti. Cak Riyan yang sejak dari kelurahan Mojo mendampingi motor patwal harus memecah kemacetan didepan sepeda saya. Apapun halangannya, misi harus tetap berjalan. Setelah masuk 5 jam perjalanan,  barulah momen mblancang ini menyajikan tantangan uji nyali yang sesungguhnya bagi tim kami. Riyan beberapa kali harus berteriak kepada pengendara mobil/motor yang kami lewati meminta jalan. Panas hawa siang itu maupun kemacetan lalulintas mulai menguji kesabaran.  Kawan-kawan KIM Pakal yang sudah berkumpul di kantor pendopo kecamatan Pakal beberapa kali menelpon menanyakan waktu tepatnya kedatangan kami. Pakal adalah kecamatan yang masuk wilayah paling barat dari kota Surabaya. Memiliki empat kelurahan y

Kecamatan Tandes pintu masuk ke Surabaya Barat

Gambar
Saya bersama Cak Topan tampak kecil (dok. KS) Gedung kantor Camat Tandes tampak megah dari kejauhan. Saya bersama Cak Topan, pembawa mobil logistik mblancang Surabaya tahun 2017, yang didampingi Ning Etha dan co-driver Kak Anof setia  mengawal dari rute awal Gubeng hingga finish esok harinya di wilayah Kecamatan Gunung Anyar.  Tampak kecil di foto dari kejauhan dengan latar belakang gedung kantor kecamatan Tandes yang  berwarna latar dominan merah dan biru. Ditambah dengan tampilan areal parkir yang terbilang luas diyambah dengan keberadaan Sentra PKL di sisi timur kecamatan. Menambah kesan luas dan megah. Setelah memarkir sepeda angin, saya segera beranjak ke lantai ll tempat sosialisasi dimana Redatini dari tokoh pemberdayaan perempuan Surabaya sedang fokus menjelaskan kondisi penyebaran  perilaku LGBT di masyarakat Surabaya yang mulai memprihatinkan.  Mutia (PSM) menerima buku KIM (dok. KS) Sebelum memasuki titik kelima siang itu saya sempat banyak bersyukur rute Suk

Kecamatan Sukomanunggal jantungnya kota Surabaya

Gambar
Heri (TKSK) membuka acara (foto : Riyan) Setelah jeda untuk melaksanakan sholat dhuhur  sejenak, bermunajat untuk kelancaran even Mblancang Suroboyo tahun 2017. Kemudian saya bergegas menyiapkan diri. Melanjutkan perjalanan selepas dari kantor kecamatan Asemrowo.  Perlahan saya mulai mengayuh kembali sepeda angin dengan semangat. Kali ini suasana sedikit berbeda.  Jalur  berangsur memasuki perkampungan. Suhu siang itu berkisar 36 hingga 37 derajat celsius. Saat melewati jalan Asem Raya, lalulintas macet sebentar di perlintasan kereta api jalur utara. Kemudian rute berlanjut ke Asem Mulya dan keluar di jalan yang lebih lebar. Plang hijau menunjukkan nam Tambak Mayor Utara.  Menuju Kecamatan Tandes (foto : Anof) Tak sampai lima menit roda sepeda melintas di jalan Raya Tanjungsari, Sukomanunggal dan Banyu Urip. Lalu bergeser ke arah timur, melewati kolong Jembatan layang ruas Tol Perak - Waru. Dengan kecepatan 40 km / jam sepeda memasuki jalan Simo Mulyo I. Tepat di GOR C