Kecamatan Pakal dengan KIM Ujung Kulon-nya

Bersama tokoh KIM Ujung Kulon (dok. KS)
Perjalanan dari kantor kecamatan  Tandes menuju kantor kecamatan Pakal yang beralamat di jalan Raya Babat Jerawat no. 1A Surabaya. Adalah sebuah perjuangan yang butuh kesabaran ekstra siang itu. Sejak lepas kantor Camat Tandes, kemacetan sudah menanti. Cak Riyan yang sejak dari kelurahan Mojo mendampingi motor patwal harus memecah kemacetan didepan sepeda saya. Apapun halangannya, misi harus tetap berjalan. Setelah masuk 5 jam perjalanan,  barulah momen mblancang ini menyajikan tantangan uji nyali yang sesungguhnya bagi tim kami. Riyan beberapa kali harus berteriak kepada pengendara mobil/motor yang kami lewati meminta jalan. Panas hawa siang itu maupun kemacetan lalulintas mulai menguji kesabaran.  Kawan-kawan KIM Pakal yang sudah berkumpul di kantor pendopo kecamatan Pakal beberapa kali menelpon menanyakan waktu tepatnya kedatangan kami.

Pakal adalah kecamatan yang masuk wilayah paling barat dari kota Surabaya. Memiliki empat kelurahan yang terdiri dari kelurahan Sumber Rejo, kelurahan Babat Jerawat, kelurahan Pakal sendiri serta kelurahan Benowo. Benar, kelurahan Benowo masuk wilayah Kecamatan Pakal dan tidak masuk wilayah kecamatan Benowo. Kecamatan Pakal memiliki luas wilayah 22,07 km2. Dengan populasi sebesar 48.484 jiwa. Para pelaku UKM nya sangat solid dan mendapat dukungan penuh dari Universitas Wijaya Putra, sampai saat ini yang terdaftar mencapai ratusan orang. Sayangnya yang aktif bertransaksi secara online maupun offline hanya puluhan orang saja. Butuh energi besar untuk meningkatkan jumlah pelaku UKM yang lebih berdaya. Bukan hanya sekedar untuk data di buku kemajuan Kecamatan, tapi lebih kepada peningkatan omzet dari pelaku UKM Pakal sendiri.

Penampilan GBT dari atas (dok. Enciety)
Aset paling berharga dari Kecamatan Pakal adalah Gelora Bung Tomo. Terletak di tengah tanah yang awalnya adalah tambak kini menggantikan fungsi GOR 10 November Tambaksari. Stadion berkapasitas 55.000 tempat duduk bisa dimaksimalkan dan muat 60.000 orang. GBT saat ini telah menjelma jadi stadion multiguna, sekaligus markas Tim Sepakbola Persebaya 1927. Menjadi salah satu bagian penting proyek pemerintah kota, Surabaya Sport Center (SSC) Gelora Bung Tomo (GBT) diresmikan pada tanggal 6 Agustus 2010. Bukan hanya venue olahraga sepak bola. Ada trek atletik dan arena balap motor dalam komplek SSC ini. Meski kapasitas penontonnya cukup membanggakan, ada beberapa kelemahan dari GBT.

Pertama posisi GBT yang jauh dari keramaian, belum lagi akses masuk yang sulit karena 200 meter jelang stadion jalannya menyempit (mirip leher botol, mengerucut menjelang mulutnya). Terakhir kalau angin sedang bertiup ke timur (arah stadion). Aroma "harum" Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo akan tercium oleh seluruh penonton di stadion. Satu hal yang kurang nyaman untuk penggila bola di Stadion, yang lebih dikenal dengan sebutan Bonek. Kapan ya nonton bola di GBT terasa nyaman. Yang tidak kalah  penting adalah disediakannya akses jalan lebar dan parkir luas sekitar GBT. Semoga punggawa KIM Ujung Kulon bisa tetap kompak mengawal wilayahnya. Solid memberdayakan masyarakat dan tetap istiqomah mengemas wilayah Pakal lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya. Bagaimana menurut anda? (BnPY)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kecamatan Sukomanunggal jantungnya kota Surabaya

Teluk di Kecamatan Asemrowo yang membuat Keder Singapura