Energi terbarukan dari TPA Benowo (yg bukan di) Kecamatan Benowo

PLTS (sumber listrik dari sampah) TPA Benowo (dok. KIM Pakal)
Akhirnya sampai juga kami di titik ketujuh kunjungan dalam rangkain mblancang Surabaya tahun 2017. Di titik ketujuh ini pula, menjadi awal kami tidak mendapatkan tempat dan massa untuk diberikan sosialisasi. Artinya kalau di enam kecamatan sebelumnya ada massa yang bisa kami kumpulkan. Berbeda dengan tempat lain di kecamatan Benowo pegiat kelompok informasi masyarakatnya masih pasif. Alhasil kunjungan kami hanya dilakukan dengan menemui salah seorang warga Benowo, sedikit memberikan informasi tentang apa  KIM itu. Bentuknya dengan memberikan buku tentang kelompok informasi masyarakat kota Surabaya serta gerakan dan fungsi strategisnya bagi warga kota Surabaya. 

Setelahnya adzan magrib mulai dibunyikan, pertanda sholat harus dilaksanakan. Saat masuk ke wilayah kecamatan Pakal, saya sempat cuci muka wudhu dan meluruskan kaki yang mulai kaku dilanjut sholat ashar. Oh ya.. warga Benowo yang mendapatkan kehormatan kami kunjungi ke rumahnya adalah Rindayani (Sekretaris IPSM Kota Surabaya). Saat rombongan kami masuk ke komplek perumahan di seberang Utara Mako Brimob Benowo. Sekuriti yang menjaga pintu masuk perumahan sempat terhenyak. Bagaimana tidak patwal di depan kami sempat menyalakan sirine sebelum masuk dan pengawalan dengan beberapa sepeda motor sekaligus. Sementara yang dikawal hanya seorang pesepeda angin terasa ganjil dan sedikit berlebihan.  No problem, the show must go on!!!

Tetenger TPA Benowo (dok. KIM Pakal)
Sebenarnya kecamatan Benowo yang luasnya 36,48 Km2 dengan total populasi 78334 jiwa. Bukan hanya menjadi kecamatan paling luas area wilayahnya dibandingkan kecamatan lain di kota Surabaya. Namun juga menjadi kecamatan paling kaya asetnya. Meski kemarin pelabuhan Terminal Teluk Lamong sudah kami bahasa di seri ketiga mblancang ikut kecamatan Asemrowo. Sesungguhnya aset masuk ke kantor dan pelabuhan TTL ikut wilayah tambak osowilangun wilayah kecamatan Benowo. Jumlah pelaku UKM di wilayah Benowo cukup banyak, meski rata-rata didominasi pelaku yang usianya diatas 40 tahun (yang ada di daftar binaan Pemkot Surabaya). Aset lain yang sangat menonjol adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA Benowo)  sampah warga kota Surabaya yang tidak sempat terpilah di tataran areal Rumah Tangga / pemukiman warga. Meski menggunakan nama TPA Benowo, ternyata aset ini adalah milik Kecamatan Pakal.

TPA Benowo sudah beroperasi sejak tahun 2015, menggantikan fungsi TPA Sukolilo yang sudah mulai melebihi kapasitas daya tampung sementara lahannya tidak bisa dikembangkan. Pemerintah Kota menunjuk PT Sumber Organik mengelola sampah dari TPA Benowo menggunakan sistem landfill gas / gas yang dihasilkan dari limbah padat (kumpulan sampah yang masuk ke TPA dari berbagai TPS di Surabaya). Sebelum terkumpul di TPA, truk-truk milik Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau mengumpulkan sampah yang berada di TPS (tempat pembuangan sementara) di berbagai wilayah kota Surabaya. Yang mencengangkan adalah produksi energi terbarukan (baca : Pembangkit Listri dari Sampah) TPA Benowo saat ini hampir mencapai 2 Mega Watt. Atau setara dengan listrik untuk 1000 rumah. Beruntunglah warga sekitar Benowo yang bisa menikmati listrik tenaga sampah ini.

Staf Diskominfo Surabaya (no 1 + 3 dr. kanan) setia mendampingi.
Meski banyak warga yang tidak menyadari, Pemkot Surabaya sudah selangkah lebih maju dibandingkan banyak wilayah lain di Indonesia. Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN Distribusi Jatim Pinto Raharjo tahun lalu menyampaikan rasa bangganya atas karya inofatif ini. PLN membeli karya terbarukan ini dengan  harga Rp 1.250 per Kwh, yang selanjutnya disalurkan ke 1.000 rumah pelanggan PLN di kawasan Benowo, ujarnya. Sayangnya kekayaan lokal dari wilayah kecamatan Benowo belum bisa mendongkrak kemajuan pegiat KIM Benowo secara signifikan. Kecamatan yang memiliki empat kelurahan terdiri dari dari kelurahan Kandangan, Sememi. Tambak Osowilangun dan Romokalisari. Sayang meski wilayahnya cukup banyak aset berharganya, kinerja pegiat KIM nya masih sedikit tertinggal dari gerakan pegiat KIM Pakal tetangganya. Bagaimana solusinya menurut anda? (BnPY)

Komentar

  1. Terus Suport untuk Pegiat KIM wilayah tersebut supaya semangat berkarya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kecamatan Sukomanunggal jantungnya kota Surabaya

Teluk di Kecamatan Asemrowo yang membuat Keder Singapura